Selasa, 03 Mei 2011 02.22
Persiapan Perpisahan oleh Panitia Dekorasi [Part 3]
Hari ini adalah hari terakhir persiapan kami. Sebelumnya kami telah membicarakan, bahwa nanti kami akan mendapat dispen dari jam pertama karena kami diburu oleh waktu. Sesuai perintah dari sang koordinator, kami membawa baju olahraga untuk ganti agar nantinya kami lebih mudah dan bebas bergerak dari pada memakai baju batik sekolah.
Setelah sang koordinator, mengirimkan surat dispen kekelas kami, kami bergegas menuju basecamp kami di kantin baru. Disana kami membawa perlengkapan dekorasi yang kami butuhkan. Kami segera melanjutkan pekerjaan yang belum terselesaikan kemarin. Kami kembali membuat bangunan, jalanan, dan properti.
Ternyata kami terlalu fokus dengan satu hal, sehingga kami lupa dengan hal yang lain. Kami lupa, bahwa sebenarnya kami belum mencuci foto dari kelas XII. Bagaimana kami dapat mencuci nya jika belum semua foto terkumpul. Akhirnya, kami membagi tugas. Mb Ine dan Mb Ipi menuju perpustakaan untuk mengambil foto yang dikirimkan melalui facebook. Sementara aku dan kak Arbai mencari beberapa bunga yang akan dibawa ke Graha. Di kantin yang baru, kak Yosua, bang Jo, mb Arum dan mb Agis meneruskan pekerjaan membuat gedung. Sebenarnya, kami kekurangan tenaga untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini, kami beruntung, mb Novita mau ikut membantu kami.
Tanpa kami sadari, bangunan yang kami buat ternyata sudah sangat banyak, sehingga kami memutuskan untuk berhenti membuat bangunan itu dan mulai menempelkannya pada papan triplek. Kami semua menuju halaman depan, tempat dimana kami meletakkan papan triplek kemarin. Tapi ternyata, kami belum dapat menempelkan bangunan-bangunan yang kami buat itu. Karena kami takut, saat papan triplek itu dibawa ke Graha, akan rusak. Jadi, kami memutuskan untuk menempel nya saat kami berada di Graha.
Waktu dzuhur pun tiba, dan adzan berkumandang. Kami memilih untuk beristirahat sejenak dari pekerjaan kami yang melelahkan. Menurut rencana dari sekolah, kami akan berkumpul di Graha sekitar jam 1 siang. Jadi kami memiliku waktu cukup banyak untuk dapat beristirahat.
Sampailah waktu dimana kami harus berkumpul di Graha. Semua panitia dekorasi menuju Graha Sukha. Beberapa ada yang pergi untuk mencari makan siang, beberapa orang sudah ada di gedung lebih dahulu. Mb Ine dan mb Novita yang bertugas membeli makan akhirnya sampai juga, kami pun melahap makan siang kami. Makan siang kami kali itu adalah nasi padang dengan lauk ayam. Semua orang makan dengan lahap tak terkecuali panitia perlengkapan yang juga sudah sampai di Graha saat itu. Kami duduk santai menyantap makanan itu di teras Graha sambil bersenda gurau.
Kami baru menyadari bahwa salah satu dari kami saat itu belum berkumpul. Kak Yosua ternyata belum sampai juga ke Graha. Akhirnya mb Novita mengirimkan sms untuk meminta nya datang secepat mungkin karena kami harus segera menyelesaikan pekerjaan ini. Sambil menunggu dia datang, kami mencoba melakukan apa yang bisa kami lakukan. Jadi kami membantu menyusun kursi, lalu membereskan papan triplek, sementara hilza membersihkan pot bunga untuk mendekor panggung.
Akhirnya kak Yosua datang, kami pun langsung bekerja menempel bangunan-bangunan itu pada papan triplek. Waktu sudah hampir sore. Lelah mulai terasa dibadan kami. Tapi tetap tidak menurunkan semangat kami. Kegilaan kami mulai muncul dalam tawa kami yang menggemparkan gedung. Lagu-lagu yang tak tentu arah keluar dari mulut kami. Ya, begitulah cara kami menghibur diri kami sebagai panitia dekorasi.
Beberapa orang kakak kelas mulai datang sore itu, karena hari itu akan dilakukan gladi resik. Rencana nya gladi resik akan dilakukan pada pukul 3, tapi dikarenakan banyak yang belum datang, jadi gladi resik diundur menjadi jam 4. Karena kami bekerja di teras depan gedung, banyak orang yang memperhatikan kami, begitupun dengan para senior kami (kelas XII). Banyak diantara mereka yang berkomentar tentang pekerjaan kami. Kami mengingat satu komentar dari mulut seorang senior yang membuat kami sedikit naik darah. Dia berkata “Ini perpisahan anak SMA, bukan perpisahan anak TK”.
Kami yang mendengar itu, sontak langsung terkejut. Sedikit kemarahan terlintas dari wajah kami. Sang koordinator bahkan sampai melempar lem yang dipegang nya. Senior itu tidak tau, betapa sulitnya untuk membuat ini semua. Dia tidak tau betapa tidak mudahnya kami memikiran tema demi mereka. Akhirnya, kami hanya bisa mengelus dada. Itu baru satu komentar, sampai ada lagi yang berkata “Cuma segini ?? kalian kerja 3 hari Cuma dapet segini ??” . Rasanya ingin kami memotong perkataan nya, menjawab omongannya. Mengatakan apa yang kami rasakan. Tapi kami sedang tidak ingin mencari perkara. Kami terlalu lelah, otak kami bekerja dipengaruhi oleh emosi kami yang kelelahan. Jadi kami hanya fokus dengan pekerjaan kami itu. Walau terbesit rasa kesal dalam hati kami, kami tetap memegang prinsip kami “SEMUA ITU ADALAH SENI” .
Jadi yang bisa kami lakukan adalah, menenangkan diri sendiri, meyakinkan bahwa apa yang kami buat adalah seni. Ya, ini adalah mahakarya dari jerih payah kami selaku panitia dekorasi. Yang terpikirkan di otak kami adalah bagaimana kami dapat menyelesaikan pekerjaan ini agar kami dapat menyelesaikan pekerjaan yang lain. Ini juga kami lakukan untuk mereka. Kami rela keluar keringat, berlari kesana kemiri, menahan rasa lelah dan capek demi mereka, para senior. Demi perpisahan mereka. Kami ingin meninggalkan kesan untuk mereka. Tapi nyatanya, apa yang kami lakukan sepertinya tidak dihargai. Jadi, ya sudahlah.. SEMUA NYA ITU ADALAH SENI, BECAUSE EVERYTHING IS SENI.
Tak terasa, ini sudah lewat dari ashar. Dan kami ingat, foto kelas XII belum diambil. Sebelumnya, mb Novita dan mb Ine sudah memberikan foto-foto itu untuk dicuci disebuah tempat pencucian foto. Jadi, mb Novita dan mb Arum akan pergi kesana untuk mengambil foto. Beberapa lama, mereka pun kembali tanpa membawa apapun. Kami terheran, ternyata, foto yang kami berikan itu bahkan belum tersentuh oleh sang pencuci foto. Kami kembali mencoba sabar. Kami kembali menunggu beberapa waktu, siapa tau sebentar lagi foto itu akan selesai, pikir kami.
Sampai waktu hampir jam 5, kami mulai geregetan. Pekerjaan menempel bangunan itu sudah selesai. Mb Arum dan mb Novita kembali menuju tempat pencucian foto. Sementara kami yang disekolah, membantu pak Bambang mendirikan papan triplek itu dan membersihkan sampah dari pekerjaan kami itu.
Ini sudah hampir waktu maghrib dan mb Novita serta mb Arum baru sampai. Wajah mereka terlihat seperti wajah orang yang habis marah. Dan benar saja, mereka habis memarahi sang pencuci foto karena pekerjaan yang ditunda oleh mereka. Walau rasanya kesal, kami tetap bersyukur juga, karena akhirnya satu pekerjaan terselesaikan kembali. Jadi, kami hanya mempunyai satu PR untuk dikerjakan nanti malam, yakni menempel foto-foto itu semua.
Karena ini sudah hampir maghrib, kami pun memutuskan untuk pulang karena nanti malam kami harus kembali lagi kesini untuk menyelesaikan PR kami itu. Jadi, kami pun segera pulang, untuk mandi dan makan. Kami harus bergerak cepat, kami takut pengalaman yang lalu akan terulang kembali yakni pulang larut.
Pukul setengah 8, semua panitia dekorasi sudah komplit. Kami memulai pekerjaan kami yang tersisa ini. Kami menuju dalam Graha, karena diluar cukup dingin dan terlalu ramai. Jadi kami memilih tempat dibawah tangga. Disana kami duduk mengemper, semua orang memegang pensil, gunting, lem dan masing-masing satu spectra. Kali ini kami harus menghias foto-foto kelas XII untuk kemudian ditempelkan di sterofon dan ditempelkan di papan triplek yang sudah kami hias.
Kami mulai bekerja. Seperti biasa, bukan panitia dekorasi namanya jika tidak dihiasi dengan tawa. Sepanjang kami bekerja, kami bersenda gurau, beberapa orang melakukan lelucon dan membuat yang lain tertawa mendengarkannya. Ada juga yang sambil bermain. Tapi kami tetap fokus dengan pekerjaan kami. Lelah yang tadi siang kami rasakan , seperti nya sudah terlupakan. Tapi kekesalan yang kami rasakan masih tersisa. Kami sempat menyindir-nyindir senior yang sudah membuat kami sakit hati. Bukan maksud kami sebenarnya, tapi itu hanya pelampiasan kekesalan kami semata dan sejenak, setelah itu. Kami kembali melupakan nya dan memulai dengan topik baru.
Semua orang terlihat serius dengan apa yang kami kerjakan. Tersirat sedikit kebingungan diwajah kami. Sepertinya kami sedang kehabisan ide untuk menghias foto-foto yang banyak ini. Sesaat kami terdiam, lalu bergerak lagi bekerja.
“Yos, kok ini begini ??” tanya salah seorang dari kami.
“kan semuanya itu seni.” Jawabnya dengan santai membuat kami tertawa.
Ya, tentu.. apapun yang kami buat itu semua adalah seni. Menempel miring, bagi kami seni. Sedikit kekeliruan menggunting, bagi kami seni. Saat dimata orang lain pekerjaan kami itu aneh, kami menganggap nya adalah seni. Tentu, karena semuanya adalah seni.
Beberapa orang mulai masuk kedaerah kekuasaan kami. Kondisi memang ramai saat itu. Jadi kami bisa memaklumi nya jika semua orang ingin tahu dengan pekerjaan kami. Keadaan yang ramai dihiasi canda dan tawa membuat semuanya terasa menyenangkan. Waktu terus berjalan. Beberapa diantara kami sudah ada yang menyelesaikan pekerjaan nya.
Betapa puas nya kami melihat ini semua. Pekerjaan kami sudah tuntas. Tugas kami dapat kami selesaikan berkat kerjasama dan kekompakan kami. Kami bangga dengan diri sendiri. Panitia dekorasi perpisahan 2011 kali ini sangat solit. Kami menyadari keadaan yang begitu dekat saat kami bersama. Tadinya, kami tidak pernah seperti ini, tapi berkat satu nama yakni “PANITIA DEKORASI”, kami menjadi dekat. Beruntung, semua panitia dekorasi saat itu adalah orang-orang yang memiliki satu pikiran, jadi kami tidak perlu susah payah menyatukan pikiran dan hati kami.
Setelah dirasa cukup, kami menuju teras dan mulai menempelkan sterofon yang sudah ditempeli oleh foto-foto itu ke papan triplek yang sudah berdiri tegak. Semua sterofon sudah menempel, dan kami lega. Ini pekerjaan terakhir kami.
Waktu sudah jam 11, tak terasa, ini sudah begitu larut bagi kami. Kami pikir ini tidak akan menjadi seperti tahun yang lalu juga. Rasa kantuk mulai terasa, dan kami memutuskan untuk pulang. Kami harus datang pagi di esok hari. Setelah mengucap kata perpisahan,kami pun menuju rumah masing-masing.
Label: Seuntai kisah untuk dikenang