Kamis, 28 April 2011 13.03
Persiapan Perpisahan oleh Panitia Dekorasi [Part 1]
Hello~

I wanna share about our story (Panitia Dekorasi), now, I will tell you the members
Panitia Dekorasi consist of:
Ine Olivia – as the coordinator
Yosua Permata A. – as the vice
Arbai Kukuh K. – as member
Johari P. (bang Jo) – as member
R. Fitri Silvia (Ipi) – as member
Ratu Balqis (Agis) – as member
J. S Arum – as member
Me (Hilza) – as member.
Yaa~ here we are, wanna present our story.. Sorry, I forget to tell you guys, Mr. Bambang (Pak Bambang) is our consellor.
Now, I will start our story ..
Hari ini terlihat seperti biasa, tapi di hari ini, cerita kebersamaan kami dimulai. 
Pas Hilza lagi belajar biologi di kelas, tiba-tiba surat dispen datang. Surat itu bertuliskan 4 nama, yakni Hilza, Besti, Aji, dan Anton. Tenyata surat itu berisikan perintah bahwa kami harus menghadiri rapat akbar persiapan perpisahan.
Panitia Dekorasi dipertemukan pertama kali saat rapat akbar persiapan perpisahan, itu rapat pertama kali di ruang converence. *forget the date, sorry.
Saat pertama kali nya berkumpul itu, kami membahas tentang konsep apa yang akan kami gunakan saat perpisahan nanti. Di pimpin oleh Pak Bambang, kami berkompromi menentukan tema, disusul dengan banner, sampai ke triplek-triplek, foto, dan kain tanda tangan.
Setelah rapat, perjuangan kami dimulai.

Pada hari Sabtu (kalo gak salah), hilza, mb Ine, mb Agis, mb Ipi pergi ke pasar untuk membeli beberapa perlengkapan dekorasi. Sementara di sekolah, para lelaki (bang Jo, kak Arbai, kak Yosua,) sedang mempersiapkan triplek untuk memasang foto.
Dipasar, kami memulai dengan mendatangi toko yang menjual kertas spectra, setelah itu pergi membeli pita kado, lalu menuju toko kain, dan akhirnya kembali ke toko pertama untuk membeli spidol. --____--‘’

perjalanan cukup melelahkan, tapi menyenangkan karena banyak tawa yang hadir sepanjang perjalanan itu. Setelah selesai membeli perlengkapan yang dirasa cukup, kami beristirahat untuk membeli minum.
Dalam membeli beberapa perlengkapan dekorasi itu, kami menggunakan prinsip ekonomi loh,

dimana kami berusaha meminimalkan harga, maksudnya dapet harga semurah mungkin gituuu.. *buka kartu. Habis dari beli perlengkapan itu, kami membeli minum (es dawet), disaat akan membayar, kami tetap mencoba memnimalkan harga yang harus kami bayar. Tadinya kami harus membayar Rp. 8000 untuk 4 gelas es dawet, tapi karena rayuan maut yang dilayangkan oleh kami, kami berhasil mendapatkan potongan harga Rp.2000 , jadi harga yang kami bayar hanya Rp. 6000, dengan kata lain, kami berhasil mendapatkan 1 gelas es dwet secara gratis !! YEAY ~!! (^^v)

Kembali ke sekolah..
Saat kami pulang, para lelaki tengah mengecat papan-papan triplek. Lalu kami menghampiri mereka.
Sedikit membantu tapi lebih banyak mengobrol. Sampai datang boss kami (Pak Bambang). Hilza, mb Ipi, dan mb Agis, sibuk dengan laptop untuk mempersiapkan banner. Sementara mb Ine mengecat papan, kak Yosua, kak Arbai, dan mb Dita berlatih untuk mempersiapkan kain tanda tangan, dan bang Jo ?? *seperti nya aku tidak melihatnya saat itu.
Di tengah tengah percakapan...
Hilza : “Hari senin dispen dari jam ke berapa mb ??” bertanya pada mb Ine.
Mb Ine : “Ya pengennya dari jam pertama.” Sambil melirik pak Bambang
Pak Bambang : “Dari istirahat kedua aja”
Mb Ine : “hah ?? jangan pak. Dari istirahat pertama aja. Kan kita perlu ...............”
Dengan Sigap mb Ine segera merayu pak Bambang demi mendapatkan dispen sedini mungkin. LOL

kami yang mendengar pembelaan diri dari mb Ine hanya bisa tertawa. Jelas kami ingin mendapatkan dispen secepat mungkin. Tapi mendengar Pak Bambang berkata demikian, membuat kami sedikit kecewa. Hehehhe~ Tentu saja, kami menyetujui segala argumen yang dilontarkan oleh koordinator kami ini agar kami bisa mendapatkan dispen secepat mungkin. =D
Setelah dirasa selesai mengecat, kami membubarkan diri dengan sendirinya tanpa dikomando. Sementar hilza, mb Agis, mb Ine, dan mb Ipi masih sibuk mempersiapkan banner di masjid.
Akhirnya, banner dirasa sudah cukup bagus untuk dicetak, kami segera memasukkan nya ke flashdisk dan hilza bergegas memberikannya pada pak Bambang. Lalu kami langsung mengambil langkah untuk pulang.
Label: Seuntai kisah untuk dikenang